Praktek Belajar Lapangan (PBL)
FK UNS Surakarta
Home     Personil     Proposal     Laporan      Links     Contact
Copyright © 2007 ELHOODA Documents   •   All Rights Reserved   •   Designed by GOEMO.de
Pablo Software Solutions
b. Anemia cacing tambang

Sedangkan pada anemia cacing tambang, adalah sebagai akibat pengeluaran darah secara kronis dalam faeses (C.E. Stroud, 1994) dan terjadi  penghisapan darah oleh cacing tersebut di dalam usus (Hasto Prianggoro, 2001). Selain  itu, infestasi cacing tambang ini juga dapat memperberat keadaan anemia terutama daerah pedesaan (Huasini, 1989). Ini merupakan bentuk yang jelas dari anemia defisiensi, akibat kekurangan zat besi dan protein.


Cacing tambang memiliki alat pengait seperti gunting yang membantu melekatkan dirinya pada mukosa dan submukosa jaringan intestinal. Setelah terjadi pelekatan, otot esofagus cacing menyebabkan tekanan negatif yang menyedot gumpalan jaringan intestinal ke dalam kapsul bukal cacing. Akibat kaitan ini terjadi ruptur kapiler dan arteriol yang menyebabkan perdarahan. Pelepasan enzim hidrolitik oleh cacing tambang akan memperberat kerusakan pembuluh darah. Hal itu ditambah lagi dengan sekresi berbagai antikoagulan termasuk diantaranya inhibitor faktor VIIa (tissue inhibitory factor). Cacing ini kemudian mencerna sebagian darah yang dihisapnya dengan bantuan enzim hemoglobinase, sedangkan sebagian lagi dari darah tersebut akan keluar melalui saluran cerna. Masa inkubasi mulai dari bentuk dewasa pada usus sampai dengan timbulnya gejala klinis seperti nyeri perut, berkisar antara 1-3 bulan. Untuk meyebabkan anemia diperlukan kurang lebih 500 cacing dewasa. Pada infeksi yang berat dapat terjadi kehilangan darah sampai 200 ml/hari, meskipun  pada umumnya didapatkan perdarahan intestinal kronik yang terjadi perlahan-lahan. Terjadinya anemia defisiensi besi pada infeksi cacing tambang tergantung pada status besi tubuh dan gizi pejamu, beratnya infeksi (jumlah cacing dalam usus penderita), serta spesies cacing tambang dalam usus. Infeksi A. duodenale menyebabkan perdarahan yang lebih banyak dibandingkan N. americanus (Manalu, Biran, 2006).
BACK          NEXT